Menurut Odaily, saham Nvidia mendekati valuasi terendahnya sejak dimulainya era kecerdasan buatan, yang mendorong kehati-hatian investor terkait peluang pembelian. Pembuat chip tersebut baru-baru ini melaporkan kerugian sebesar $5,5 miliar karena pembatasan perdagangan chip, yang meningkatkan kekhawatiran tentang potensi perlambatan dalam pengeluaran terkait AI. Perang dagang yang meningkat semakin mengaburkan prospek pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Krishna Chintalapalli, manajer portofolio dan kepala sektor teknologi di Parnassus Investments, mencatat bahwa prospeknya kurang meyakinkan dibandingkan sebelumnya, yang membutuhkan asumsi tentang tarif, perusahaan berskala besar, dan faktor ekonomi makro. Chintalapalli menganggap valuasi saham tersebut wajar tetapi memperingatkan bahwa berinvestasi sekarang mungkin merupakan taruhan pada permintaan AI berskala besar. Meskipun ada niat untuk berinvestasi dalam AI, investasi tersebut cenderung melambat di margin, dan memprediksi laju investasi merupakan tantangan mengingat masalah ekonomi makro dan tarif.