Harga Bitcoin (BTC) saat ini berada di US$ 101.651, turun tipis 3,1 persen dalam 24 jam terakhir dan masih 9,3 persen di bawah rekor tertinggi barunya di atas US$ 111.000 yang tercapai pada Mei lalu.
Meskipun pergerakan ini terbilang stabil, pasar tampaknya memasuki fase ‘jeda kolektif’, di mana pelaku pasar masih bertanya-tanya, apakah siklus bullish ini sedang melambat, atau justru mengatur napas untuk lonjakan berikutnya.
Salah satu analis papan atas di media sosial X dengan nama akun ‘Crypto Dan’, yang merupakan kontributor dari CryptoQuant menyatakan bahwa siklus Bitcoin saat ini memiliki karakteristik unik dibanding bull run sebelumnya di 2017 dan 2021.
Pada 2017, koreksi yang terjadi bersifat singkat dan diikuti reli panjang hingga akhir Desember. Sementara siklus 2021, dipengaruhi oleh pandemi dan diawali koreksi yang lebih dalam, namun tetap diikuti lonjakan signifikan.
Tapi siklus 2024-2025 justru lebih kacau, reli tajam diselingi penurunan dan ini berlangsung dalam rentang waktu yang lebih pendek dari biasanya. Menurut Dan, pola ini bisa jadi bukan sepenuhnya organik.
Ia juga menduga adanya ‘penekanan terstruktur’ oleh pemain besar untuk memperpanjang durasi siklus dan mencegah euforia dini. Jika hal tersebut benar, siklus kali ini mungkin akan berakhir bukan secara perlahan, tapi dengan lonjakan ekstrem akibat pembelian massal yang panik..