Kalau kamu udah mulai terjun ke dunia trading crypto, pasti sering banget denger istilah support dan resistance. Tapi, apa sih sebenarnya maksud dari dua istilah ini? Kenapa penting banget buat para trader, apalagi yang suka ngulik chart setiap hari?

Tenang, di artikel ini kita bakal kupas tuntas apa itu support dan resistance, gimana cara identifikasinya, dan pastinya—cara pakainya buat bikin keputusan trading yang lebih jitu.

1. Kenalan Dulu: Apa Itu Support dan Resistance?

Support Level

Support itu kayak tembok bawah dari harga. Bayangin kamu lagi lempar bola ke lantai—si bola akan mental ke atas, kan? Nah, support itu mirip “lantai” yang nahan harga biar nggak turun lebih jauh. Di titik ini, permintaan (buying pressure) mulai naik karena banyak orang yang nganggap harga udah “murah” dan siap beli. Akibatnya, harga cenderung naik lagi.

Contoh gampang: Kalau $BTC turun ke Rp600 juta dan selalu mantul naik dari situ, berarti Rp600 juta itu bisa jadi level support.

Resistance Level

Kalau support itu lantai, resistance itu langit-langitnya. Harga naik terus, tapi sampai satu titik malah “mentok”, lalu turun lagi. Itu artinya di level tersebut banyak trader yang jualan karena mereka pikir udah cukup tinggi. Inilah yang disebut resistance.

Misalnya Ethereum mentok terus di harga Rp50 juta dan susah tembus, ya udah jelas itu resistance-nya.

2. Kenapa Support dan Resistance Penting Buat Trader Crypto?

Support dan resistance itu ibarat GPS buat kamu yang nyetir di jalanan market. Dengan tau di mana kemungkinan harga “mantul” atau “mentok”, kamu bisa:

  • Cari peluang entry yang lebih aman

  • Pasang stop loss atau take profit dengan lebih strategis

  • Hindari FOMO beli di puncak atau panik jual di dasar

Intinya: bikin keputusan trading kamu lebih terukur, nggak asal tebak-tebakan doang.

3. Gimana Cara Menentukan Support dan Resistance?

Oke, ini bagian serunya. Ada beberapa cara buat nemuin level support dan resistance. Yuk kita bahas satu per satu:

a. Lihat History Harga

Ini cara paling dasar tapi powerful. Cek chart dan lihat di mana harga sering mantul naik (support) atau mental turun (resistance). Semakin sering level itu "beraksi", makin kuat support/resistance-nya.

Contoh: Kalau #bitcoin udah 3 kali mantul di Rp600 juta, bisa jadi itu strong support.

b. Pakai Garis Horizontal di Chart

Buka chart (misalnya di Binance), terus gambar garis horizontal di level harga yang sering jadi titik balik. Ini visual banget dan gampang dimengerti.

Tips: Gunakan time frame yang lebih besar dulu kayak daily (1D) atau 4 jam (4H) buat lihat level penting.

c. Gunakan Moving Averages

MA (Moving Average) seperti MA50 atau MA200 bisa juga jadi support atau resistance dinamis. Harga kadang mantul dari MA ini, terutama di trend jangka menengah atau panjang.

d. Fibonacci Retracement

Kalau kamu mau tools yang lebih advance, coba pakai Fibonacci retracement. Tool ini bisa bantu identifikasi level retracement yang potensial jadi support atau resistance berdasarkan pergerakan harga sebelumnya.

4. Cara Menggunakan Support dan Resistance Dalam Trading

Nah, ini yang paling ditunggu-tunggu. Sekarang kita bahas gimana cara pakai level-level tadi buat ngatur strategi trading kamu.

a. Entry di Dekat Support

Kalau kamu udah yakin sebuah level adalah support kuat, kamu bisa pasang entry (buy order) deket-deket situ. Tapi jangan lupa: tunggu konfirmasi kayak candle bullish, volume naik, atau sinyal indikator lain.

Contoh strategi:

  • bitcoin turun ke support di Rp600 juta

  • Candle menunjukkan bullish reversal (kayak hammer)

  • Volume meningkat :  Kamu bisa entry buy dengan stop loss di bawah support (misalnya di Rp590 juta)

b. Exit atau Short di Dekat Resistance

Kalau kamu udah pegang koin dan harganya deket resistance, itu bisa jadi momen buat take profit. Atau kalau kamu suka shorting, bisa pasang entry sell di situ (buat platform yang support short trading).

Contoh:

  • $ETH udah naik ke Rp50 juta (resistance)

  • Ada sinyal bearish kayak shooting star

  • Volume turun : Kamu bisa jual sebagian atau semua posisi kamu.

c. Breakout dan Retest

Kadang harga nggak mantul, tapi malah “jebol” support atau resistance. Kalau resistance di-break, biasanya harga lanjut naik—ini disebut breakout. Tapi biar aman, tunggu harga retest dulu.

Contoh strategi:

  • $BNB breakout resistance di Rp6,5 juta

  • Harga naik ke Rp6,7 juta, terus turun lagi ke Rp6,5 juta

  • Tapi kali ini Rp6,5 juta jadi support baru : Kamu bisa entry buy pas retest, dengan target lebih tinggi.

d. Trading di Range

Kalau market lagi sideways, kamu bisa manfaatin level support dan resistance buat trading di dalam “kotak” itu. Beli di support, jual di resistance.

Tapi hati-hati, strategi ini nggak cocok pas market lagi volatile parah.

5. Tips Tambahan Biar Nggak Kejebak

  • Jangan anggap support/resistance itu titik presisi — anggap mereka sebagai zona, bukan harga spesifik. Bisa beda-beda tipis tergantung time frame.

  • Gunakan indikator tambahan kayak RSI, MACD, atau volume biar dapet konfirmasi.

  • Jangan asal FOMO kalau lihat breakout. Tunggu retest dulu atau cari sinyal tambahan.

6. Support & Resistance Adalah Senjata Wajib Trader Crypto

Support dan resistance bukan cuma garis-garis di chart—mereka adalah level psikologis yang nunjukin di mana mayoritas trader bikin keputusan beli atau jual. Dengan paham dan bisa menggunakannya, kamu udah satu langkah lebih deket ke strategi trading yang lebih solid dan terukur.

Jadi, mulai sekarang jangan cuma lihat candle naik-turun aja ya. Pelototin juga tuh level support dan resistance, karena di situlah biasanya peluang terbaik muncul.

Mau start trading ? Belum punya akun Binance ? Gas daftar

  • Daftar Binance: https://accounts.binance.com/register?ref=U20S3HEE