Menurut laporan data Jin Shi, Thailand terjebak dalam krisis politik baru yang mengancam ekonomi. Para analis mengatakan bahwa bahkan jika Perdana Menteri Prayuth Chan-o-cha berhasil melewati perpecahan dalam koalisi pemerintahan, undang-undang kunci mungkin terhenti, mempengaruhi negosiasi tarif dengan Amerika Serikat dan menggoyahkan kepercayaan investor.

Jika pemerintah Prayuth Chan-o-cha runtuh, itu akan membuat upaya pertumbuhan ekonomi menjadi sia-sia. Pertumbuhan ekonomi Thailand tahun lalu sudah tertinggal dari negara tetangga. Analis dari Bank Mizuho menyatakan, ketidakpastian politik yang semakin meningkat, Bank Sentral Thailand mungkin perlu mempercepat pemangkasan suku bunga sebesar 50 hingga 75 basis poin untuk menghadapi situasi kepercayaan bisnis yang terganggu dan suasana pasar yang lemah.