Menurut Cointelegraph, CEO divisi Timur Tengah dan Afrika Utara (MENA) OKX, Rifad Mahasneh, telah menekankan pentingnya memberikan manfaat nyata di dalam industri kripto seiring meningkatnya minat terhadap tokenisasi aset dunia nyata (RWA). Berbicara di acara Token20249 di Dubai, Mahasneh menyoroti perlunya proyek untuk secara jelas menunjukkan keuntungan dari tokenisasi aset tertentu, memperingatkan agar tidak melakukan tokenisasi pada aset yang tidak membutuhkannya. Ia mencatat bahwa meskipun tokenisasi menjanjikan, fokus seharusnya pada proyek yang memberikan nilai nyata dalam kehidupan sehari-hari.
Pernyataan Mahasneh datang pada saat proyek tokenisasi RWA mendapatkan momentum di Timur Tengah, khususnya di Uni Emirat Arab. Pada 1 Mei, MultiBank Group menandatangani perjanjian RWA senilai $3 miliar dengan perusahaan real estate yang berbasis di UEA, MAG, dan penyedia infrastruktur blockchain Mavryk, menandai inisiatif RWA terbesar secara global hingga saat ini. Selain itu, pemerintah UEA telah memulai upaya tokenisasi RWA-nya sendiri. Pada 19 Maret, Departemen Tanah Dubai mengumumkan fase percontohan untuk proyek tokenisasi real estate-nya, bekerja sama dengan Otoritas Regulasi Aset Virtual Dubai (VARA).
Kejelasan regulasi di kawasan ini mendorong minat institusi dalam tokenisasi dan kripto, menurut Mahasneh. Ia menjelaskan bahwa regulasi yang jelas memungkinkan pelaku industri untuk memahami tata kelola entitas kunci seperti bursa dengan berkonsultasi pada buku aturan yang ditetapkan oleh regulator. Selain itu, Mahasneh memuji kemajuan UEA dalam regulasi stablecoin. Pada Juni 2024, Bank Sentral UEA menyetujui kerangka regulasi untuk lisensi stablecoin, memberikan kejelasan tentang penerbitan, pengawasan, dan lisensi token pembayaran yang didukung dirham. Kemajuan regulasi ini, katanya, memberikan kepercayaan pada institusi yang mempertimbangkan untuk memasuki ruang kripto.
Pendekatan proaktif UEA terhadap regulasi kripto telah menarik pemain besar seperti Tether, yang telah bergabung dalam perlombaan untuk menerbitkan stablecoin yang dipatok pada dirham. Pada 29 April, beberapa institusi, termasuk dana kekayaan negara Abu Dhabi, Perusahaan Holding Pembangunan Abu Dhabi (ADQ), Bank Abu Dhabi Pertama, dan Perusahaan Holding Internasional, bermitra untuk meluncurkan stablecoin yang dipatok pada dirham, menunggu persetujuan regulasi. Mahasneh menyoroti pentingnya memiliki stablecoin yang diatur, menyatakan bahwa ini adalah keuntungan besar bagi investor yang mencari kepastian dalam investasi mereka.