Bitcoin Pizza Day mengingatkan kita bahwa kekuatan kripto tidak terbatas di dunia digital saja. Dengan aset digital, seseorang bisa menikmati makan malam, mengembalikan harga diri, dan mewujudkan cita-cita yang belum tercapai.
Karyawan Binance dan Binance Angel dari seluruh dunia berbagi kisah tentang transaksi kripto pertama mereka atau transaksi kripto yang berkesan – setiap kisah membuka jalan penggunaan kripto di dunia nyata.
Kripto hadir untuk siapa pun. Orang-orang yang menceritakan kisah ini dahulu juga adalah pemula. Jika mereka bisa mengambil langkah pertama, Anda juga pasti bisa.
Tanggal 22 Mei menandai salah satu tonggak paling ikonik dalam dunia kripto: hari ketika Laszlo Hanyecz menggunakan 10.000 bitcoin (BTC) untuk membeli dua pizza. Ini adalah pertama kalinya mata uang kripto digunakan untuk membeli sesuatu di dunia nyata – tepatnya, dunia non-digital. Dunia tersebut telah banyak berubah sejak saat itu, termasuk dunia mata uang kripto.
Saat ini, aset digital memungkinkan pembayaran secara global, sehingga memperluas akses layanan keuangan dasar di tempat yang sangat membutuhkannya, serta membantu masyarakat menabung, berinvestasi, dan menyimpan nilai. Kripto berperan sebagai penghubung antara dunia digital dan fisik, antara ambisi dan pencapaian. Selain itu, mungkin yang terpenting, adopsi kripto baru saja dimulai. Banyak orang yang kini membentuk dunia kripto memulai perjalanannya seperti mayoritas orang lain: dengan satu transaksi yang mengubah keyakinan menjadi kenyataan.
Menjelang perayaan BTC Pizza Day, kami mengundang karyawan dan Angel Binance untuk berbagi kisah tentang transaksi kripto pertama mereka atau momen kripto paling berkesan, yaitu saat mereka menggunakan aset digital untuk membeli hal yang nyata. Mulai dari hidangan lezat dan mug hingga pencapaian yang mengubah hidup, kisah-kisah mereka menggambarkan proses merasuknya kripto ke dalam kehidupan sehari-hari.
Terkadang, transaksi kripto semudah membeli makanan.
Codi, seorang anggota tim Binance di Dubai, tengah berkelana keliling Turki pada tahun 2023 ketika dia membeli kebab yang gurih dengan USDT. “Sangat praktis,” ujarnya. “Kursnya juga lebih bagus daripada kurs bank saya di rumah. Kripto benar-benar mempermudah perjalanan saya.”
Sergio dari Meksiko juga merasakan hal serupa pada Februari lalu saat membayar makan malam dengan BNB di kota pesisir Tulum. “Itu pertama kalinya saya menggunakan kripto untuk membeli barang sungguhan, sehingga saya agak ragu. Ternyata prosesnya lancar dan cepat.”
Selain itu, di Riga, Latvia, Kirill – seorang Binance Angel – ingin membuktikan bahwa kripto benar-benar bisa dipakai untuk membeli barang-barang sungguhan. Pada tahun 2015, dia menemukan tiga tempat yang menerima pembayaran menggunakan BTC: maskapai penerbangan lokal, pub, dan toko hadiah unik. Dia pun memilih toko hadiah tersebut untuk membuktikan daya beli bitcoin. “Saya menghabiskan hampir satu BTC untuk membeli hadiah kecil untuk keluarga saya. Mug saja harganya 0,25 BTC.” Dia merasa bangga bisa membuktikan hal itu.
Bagi sebagian orang, keunggulan kripto adalah kemampuannya berpindah lintas batas negara dengan mudah tanpa melibatkan bank.
Jessica, yang tinggal di Dubai, perlu membayar tukang listriknya di Wales. Tukang listrik itu sudah tahu kripto dari pekerjaannya di media kripto. Namun, ini kali pertama dia menerima bayaran menggunakan kripto. Mereka menyelesaikan transaksi menggunakan ETH, dan transaksi tersebut jauh lebih mudah dibandingkan melakukan transfer bank. “Kalau dipikir-pikir lagi, saya bersyukur tidak membayarnya dengan BTC,” katanya sambil tersenyum.
Andy, seorang Binancian yang tinggal di Vietnam dan sedang bepergian ke Malaysia, sempat kesulitan saat ingin menyewa tempat tinggal karena tidak memiliki rekening bank lokal. “Saya sudah bersiap menggunakan Binance untuk membayar uang jaminan,” kenangnya. “Namun, pemiliknya akhirnya membebaskan saya dari uang jaminan tersebut dengan syarat saya menjaga tempat tersebut tetap rapi dan bersih. Saya tidak jadi membayar, tetapi pengalaman itu membuktikan betapa praktisnya kripto dalam kehidupan sehari-hari.”
Sering kali, satu pembayaran saja membuka peluang bagi berbagai penggunaan lainnya, meskipun itu terjadi tanpa disengaja. Jimmy Su, Chief Security Officer Binance, pertama kali mengenal kripto pada akhir 2012, saat harga bitcoin sekitar $13. “Saya tidak berniat berinvestasi. Saya hanya butuh bitcoin untuk membeli buku teks tentang kompilator dari penjual online yang ngotot hanya mau dibayar dengan bitcoin. Saya membeli lima BTC sekaligus di sebuah bursa, dan menggunakan sebagiannya untuk membayar buku itu, lalu melupakan sisanya begitu saja. Saya baru benar-benar mendalami kripto bertahun-tahun kemudian setelah bergabung dengan Binance.”
Akun bursa lama itu? Tidak tersentuh selama bertahun-tahun, sehingga Jimmy tanpa sengaja menjadi seorang HODLer.
Terkadang, transaksi pertama dengan kripto menyimpan makna emosional yang mendalam. Bagi Mina, seorang Binancian, semuanya berawal dari sang ibu.
“Gaji pertama saya dibayar dalam BNB, waktu itu harganya sekitar $200. Saya langsung menggunakannya untuk membelikan parfum favorit ibu saya,” ceritanya. “Rasanya memuaskan sekali, seolah saya menjadi bagian dari hal yang besar.” Saya membayarnya melalui Binance dan prosesnya berjalan lancar. Satu-satunya penyesalan saya adalah tidak mulai lebih awal.”
Selain itu, ada Gerrit, seorang Angel Binance yang menyimpan aset kriptonya dalam jangka panjang dan akhirnya memutuskan untuk mencairkan sebagian kecil untuk hal yang sangat personal. “Saya sudah berkecimpung di dunia kripto sejak 2019 dan jarang sekali menjual aset. Namun pada suatu hari, saya membeli hal yang sudah saya impikan sejak kecil, yaitu sebuah jam tangan mewah. Nilainya memang tidak sefluktuatif kripto, tapi setiap kali saya melihat jam tersebut, saya teringat pada perjalanan yang saya lalui dan teman-teman yang saya temui di komunitas kripto sepanjang perjalanan saya.”
Makin banyak pengguna kripto yang memanfaatkan aset digitalnya untuk membeli hal yang besar—bahkan, tak jarang, hal yang mengubah hidup mereka.
AFKBNB, seorang Angel Binance dari Pakistan, masih berstatus mahasiswa saat memutuskan ingin membeli mobil pada 2019. Melalui pekerjaan paruh waktu, mining GPU, dan akhirnya berdagang kripto, ia mulai mengumpulkan BNB, sering kali saat harganya masih serendah $8 hingga $34. Ketika harga BNB melesat di atas $500 pada tahun 2021, ia menjualnya dan membeli sebuah Honda Civic. “Itu mobil pertama saya. Sampai sekarang saya masih menggunakannya. Mobil itu menjadi pengingat bahwa segalanya mungkin jika kita percaya dan tidak buru-buru menjual aset digital kita.”
Damo, mantan Angel dari Australia, pernah berjanji akan membeli rumah yang disewanya dari orang tuanya. Ketika pasar bull mulai melambat, ia melihat kesempatan. “Saya punya BTC, BNB, dan ETH senilai sekitar $140 ribu. Saya menukarkannya dengan fiat, membayar uang muka, lalu menggunakan sisanya untuk membayar pajak pembelian propertinya. Cicilan rumahnya malah lebih murah daripada biaya sewa.” Kriptolah yang mewujudkannya.
Ada transaksi yang maknanya bukan sekadar soal hal yang dibeli, tapi soal hal yang berhasil dibuktikan.
Pada tahun 2018, Aman, seorang Angel Binance dari Sri Lanka, menerima ucapan paling menyakitkan dalam hidupnya. Ayah pacarnya saat itu memarahi Aman karena ia pengangguran dan tidak punya uang. “Dia menyebut saya ‘tidak berguna.’ Padahal saya baru 19 tahun dan sedang menabung untuk kuliah,” kenangnya. Dengan tekad untuk membuktikan bahwa anggapan itu salah, Aman pun terjun ke dunia kripto. Dia memulainya dengan mencoba Ethereum, lalu bergabung ke Binance pada tahun 2019 dan memanfaatkan platform ini untuk berdagang, menabung, dan memperoleh penghasilan melalui sejumlah fitur, seperti Launchpad dan Earn.
Menjelang akhir tahun 2020, aset kripto yang dimiliki Aman telah bertambah cukup banyak sehingga ia dapat membeli sebidang tanah. “Saya mengirim foto akta tanah itu kepada pria yang dulu menyebut saya 'tidak berguna', lalu saya berkata: Saya bukan orang yang tidak berguna.” Pada tahun 2021, ia membeli sebidang tanah lagi dan mulai membangun rumah. “Kripto membantu saya bangkit dari masa tersulit dalam hidup saya.”
Entah itu sepiring kebab lezat, kenang-kenangan keluarga, atau sebuah rumah, semua kisah ini dimulai dari satu transaksi. Kisah-kisah tersebut mencerminkan betapa besarnya potensi kripto: mulai dari pembayaran sederhana hingga pencapaian besar dalam hidup.
Bitcoin Pizza Day bukan hanya tentang perayaan momen unik dalam sejarah. Ini adalah pengingat bahwa kripto memang dibuat untuk digunakan, dijalani, dan dibagikan. Orang-orang ahli yang Anda lihat di Binance saat ini dahulu juga pernah merasakan pengalaman pertama mereka. Jika mereka bisa melakukannya, Anda juga pasti bisa.
Pada akhirnya, ini lebih dari sekadar pizza.