Bitcoin Merosot, tapi Pasokan Dolar AS Capai ATH US$22,2 Triliun
Pasokan uang dolar Amerika Serikat (M2 money supply) telah mencapai rekor tertinggi US$22,2 triliun pada Rabu (24/09), mengindikasikan peningkatan likuiditas dalam perekonomian. Secara teori, surplus likuiditas ini berpotensi mendorong aliran modal ke aset berisiko seperti kripto dan saham.
Namun, di tengah lonjakan pasokan dolar, Bitcoin (BTC) justru masih merosot di level US$111.000 sejak awal pekan, dan pasar kripto secara keseluruhan menunjukkan pelemahan. Altcoin populer seperti Ethereum (ETH), XRP, dan Solana (SOL) juga mengalami penurunan signifikan dalam seminggu terakhir.
Meskipun demikian, ada pandangan bahwa pertumbuhan pasokan uang dapat memicu inflasi jika melebihi pertumbuhan ekonomi. Kekhawatiran inflasi ini bisa mengurangi selera risiko investor dan menekan bank sentral untuk kembali menaikkan suku bunga.
Secara historis, pergerakan Bitcoin sering kali mengikuti pasokan M2 global dan AS dengan jeda waktu tiga hingga enam bulan, terutama saat terjadi pergeseran likuiditas. Meskipun Bitcoin pernah mengalami kenaikan singkat saat pertumbuhan M2 rendah, lonjakan harga yang didorong oleh kenaikan M2 cenderung menghasilkan tren naik yang lebih berkelanjutan. Contohnya, saat Bitcoin melonjak melewati US$100.000 pada April 2025, jeda responsnya hanya sekitar satu hingga dua minggu.
Analis kripto Auris memprediksi bahwa dengan meluasnya suplai uang global, target Bitcoin berikutnya bisa mencapai sekitar US170.000. Beberapa analis bahkan memperkirakan harga BTC bisa menyentuh US200.000 pada akhir 2025, didorong oleh meningkatnya permintaan institusional melalui ETF dan adopsi korporasi.
#CryptoNews #CryptoNewss #newscrypto #NewsAboutCrypto