**Inflasi AS Berpotensi Melonjak Usai Iran Tutup Rute Minyak**

Inflasi di Amerika Serikat (AS) kembali terancam melonjak usai perang antara Iran dan Israel mencutat. Terlebih, kini AS ikut mengibarkan bendera perang dengan mengebom tiga lokasi nuklir Iran.

Namun, pemicunya adalah Iran yang menutup Selat Hormuz, lokasi yang menjadi tempat tersedianya seperlima minyak mentah dunia. Hal itu pun memicu gejolak pasar dan potensi inflasi AS yang kian terancam.

Sebelumnya, menurut JPMorgan, jika rute penting minyak mentah ditutup, maka harga minyak bisa melonjak hingga US$130 per barel, yang mendorong inflasi AS hingga 5%. Hal itu pernah terjadi pada Maret 2023, ketika Fed menaikkan suku bunga secara berturut-turut.

Selain itu, terbukti pada tahun 2010, guncangan harga minyak yang terus-menerus menyebabkan konsumsi dan investasi yang lebih lemah, bersamaan dengan pukulan terhadap dolar AS.

Seperti diketahui, di tengah ketegangan global dari perang dagang AS dengan negara mitra dagang, Presiden AS Donald Trump terus mendorong pemangkasan suku bunga kepada The Fed, terlebih Powell terus pertahankan suku bunga terlalu tinggi sejak Desember tahun lalu.