Kemarin bisa dengan berani disebut sebagai hari hitam untuk kripto — semuanya terjadi bukan sebagai koreksi bertahap, tetapi sebagai keruntuhan dalam beberapa jam, sebuah flash crash klasik.
Penyebabnya terletak di luar pasar: AS mengumumkan tarif baru dan pembatasan untuk teknologi Cina, dan ini langsung berdampak pada indeks saham. Kripto bereaksi seketika — kontrak berjangka terbang, dan reaksi berantai likuidasi terjadi hingga puluhan miliar dolar. Likuiditas di order book menurun, dan order dikeluarkan satu per satu.
Bitcoin $BTC juga tidak tahan: dalam sehari ia jatuh dari level sekitar $122–123 ribu hingga $102 ribu, kehilangan hampir 15 % hanya dalam beberapa jam. Pergerakan tajam diperburuk oleh likuidasi dan order yang kosong — pasar secara harfiah runtuh di bawah beratnya sendiri.

Secara pribadi, portofolio saya hampir terlipat dua — awalnya saya pikir ini adalah kesalahan dalam aplikasi, saldo terlihat tidak realistis. Saya menghadapi sedikit korban, karena saya hanya berdagang dengan modal saya sendiri, tanpa leverage. Namun, saya benar-benar merasa simpati kepada mereka yang kehilangan jumlah besar — banyak yang menulis bahwa stop mereka tidak sempat bekerja.

Skenario serupa sudah pernah terjadi:
2017 — setelah puncak historis di $20.000, bitcoin jatuh ke $11.000 dalam beberapa hari, yang menjadi awal periode volatilitas liar yang berkepanjangan.
2020, “Black Thursday” — 12 Maret pasar anjlok hampir 40 %, dan kemudian selama beberapa hari bergetar naik-turun dengan pantulan dan likuidasi ulang.
Faktanya, bahwa sekarang sebagian telah dibeli kembali, sama sekali tidak menjamin stabilisasi. Ketegangan perdagangan antara AS dan China tidak hilang ke mana-mana. Jika situasi memburuk, kita bisa melihat gelombang likuidasi baru dan pengujian ulang dukungan untuk bitcoin.
Jadi jika Anda masih memiliki kekuatan, waktu, dan modal — tetaplah tenang. Sekarang pasar membutuhkan ketenangan, bukan emosi, tetapi ketahanan dan perhitungan.
