dolar AS menunjukkan kekuatannya minggu ini, menentang logika dan kekacauan. Meskipun penutupan pemerintah kini telah memasuki hari kesepuluh, Indeks Dolar AS (DXY) telah melonjak lebih dari 1,6%, menandai minggu terkuatnya sejak akhir 2024. Para trader kebingungan — bagaimana mungkin dolar melambung ketika Washington tidak bisa bahkan menyalakan lampu?
jawabannya terletak pada psikologi, bukan produktivitas. Dengan pemerintah yang terhenti, tidak ada data baru yang mengalir — tidak ada angka inflasi, tidak ada laporan pekerjaan, tidak ada kompas ekonomi. Dalam kegelapan ini, ketidakpastian menjadi mata uang yang sebenarnya, dan keamanan menjadi perdagangan. Ketika tidak ada yang tahu apa yang sedang terjadi, investor secara naluriah berlari menuju apa yang terasa paling stabil. Ironisnya, itu adalah dolar — aset yang sama yang mewakili pemerintah yang saat ini ditutup untuk bisnis.

Pasar juga sedang menyesuaikan taruhan mereka. Tanpa data baru untuk menekan Federal Reserve agar memotong suku bunga, trader kini percaya bahwa Fed akan tetap berhati-hati lebih lama. Kontrak berjangka menunjukkan pemotongan suku bunga yang lebih sedikit di depan, yang secara alami memperkuat dolar.

Sementara itu, mata uang global sedang terpuruk. Euro berjuang dengan kekhawatiran inflasi, yen berjuang melawan sinyal kebijakan yang lemah, dan keduanya memberikan lebih banyak ruang bagi dolar untuk bersinar.

Ini adalah jenis kekuatan yang aneh — yang dibangun bukan pada pertumbuhan atau optimisme, tetapi pada ketakutan dan keheningan. Namun, di pasar, persepsi sering kali lebih penting daripada logika. Sampai mesin data Washington menyala kembali, ketahanan dolar bisa terus mengejutkan semua orang.

Terkadang, tidak ada kabar benar-benar adalah kabar baik — setidaknya untuk dolar.

$USDC $BNB #SquareMentionsHeatwave #USDT🔥🔥🔥