#Latar Belakang Pengumuman Tarif
Presiden Donald Trump mengumumkan pada Juli 2025 bahwa Amerika Serikat akan mengenakan tarif 25% pada barang impor dari Jepang dan Korea Selatan, efektif 1 Agustus 2025, sebagai bagian dari strategi perdagangan yang lebih luas yang menargetkan 14 negara untuk mengatasi defisit perdagangan dan mempromosikan manufaktur domestik. Langkah ini dibenarkan dengan mengutip kekhawatiran keamanan nasional dan ketidakseimbangan perdagangan signifikan tahun 2024, termasuk defisit $69,4 miliar dengan Jepang dan $66 miliar dengan Korea Selatan. Tarif ini dimaksudkan untuk menghasilkan pendapatan untuk mendanai pemotongan pajak terbaru yang ditandatangani menjadi undang-undang pada 4 Juli 2025, dan berlaku secara luas untuk impor, dengan tarif yang lebih tinggi sebesar 50% pada baja dan aluminium, dan 25% khusus untuk mobil.
Status Terkini per Oktober 2025
Sementara tarif awal sebesar 25% ditetapkan untuk kedua negara, negosiasi telah menghasilkan beberapa penyesuaian. Untuk Korea Selatan, tarif dikurangi menjadi 15% dalam kesepakatan perdagangan "jabat tangan" Juli 2025 yang mencakup komitmen investasi sebesar $350 miliar dari Seoul; namun, hingga awal Oktober 2025, pembicaraan ini menghadapi hambatan, dengan pejabat Korea Selatan menyatakan mereka tidak dapat melakukan pembayaran di muka yang diminta oleh Trump. Jepang berada di bawah tekanan serupa, dengan Trump menuntut komitmen investasi sebesar $550 miliar untuk kemungkinan menurunkan tarifnya, tetapi tidak ada pengurangan formal yang telah dikonfirmasi, dan negosiasi tetap berlangsung tanpa tanggal efektif yang final di luar target awal 1 Agustus. Laporan terbaru menunjukkan kedua negara mendorong kembali terhadap syarat investasi, menyarankan bahwa total 25% masih dapat diterapkan kecuali kesepakatan tercapai segera.
Dampak Ekonomi dan Reaksi
Pengumuman itu awalnya mengguncang pasar, dengan S&P 500 turun 0,8% pada 7 Juli 2025, dan imbal hasil Treasury AS meningkat, yang dapat meningkatkan biaya pinjaman untuk hipotek dan pinjaman mobil. Kementerian Perdagangan Korea Selatan telah berjanji untuk mempercepat pembicaraan bilateral untuk hasil yang "saling menguntungkan", sementara Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba menyebut keputusan itu "sangat disayangkan" tetapi mencatat bahwa tarif 25% lebih rendah daripada ancaman sebelumnya, memberikan ruang untuk diplomasi. Di X (sebelumnya Twitter), pengguna berspekulasi bahwa tarif ini dapat mendorong Jepang dan Korea Selatan untuk mengalihkan pemasok dari AS untuk komoditas seperti daging sapi, kedelai, dan jagung, mencerminkan strategi diversifikasi China. Analisis yang lebih luas memperkirakan bahwa kebijakan tarif keseluruhan Trump dapat bertindak sebagai kenaikan pajak rata-rata sebesar $1.300 per rumah tangga AS pada 2025.
Kebijakan ini sesuai dengan kerangka "tarif timbal balik" yang lebih luas dari Trump, dengan pelacak menunjukkan implementasi bertahap (misalnya, tarif Jepang yang berlaku efektif pada 16 September 2025, di beberapa sektor), tetapi duo Jepang-Korea Selatan tetap menjadi titik perdebatan di tengah kesepakatan bantuan yang terhenti.#TrumpNFT #KlinkBinanceTGE #BTCBreaksATH #Token2049Singapore #GoldHitsRecordHigh