Di dunia kripto, banyak orang masih skeptis dengan konsep Real World Assets (RWA). Ada yang bilang terlalu rumit, ada juga yang menganggap hanya hype sementara. Padahal, justru RWA bisa jadi kunci agar blockchain terhubung dengan ekonomi nyata.
Plume sebagai infrastruktur RWA mencoba membuktikan hal itu. Yuk kita bongkar satu per satu mitos yang sering beredar.
🔥 Mitos 1: “RWA itu hanya untuk investor besar”
📢 Fakta: Justru kebalikannya.
Dengan tokenisasi, aset dunia nyata bisa dipecah jadi potongan kecil. Kalau dulu obligasi butuh modal ratusan juta, di blockchain lewat Plume bisa dibeli dengan nominal jauh lebih rendah.
👉 Pertanyaan untuk kamu: kalau ada obligasi digital bisa dibeli dengan $100, apakah kamu tertarik mencobanya?
🔥 Mitos 2: “Tokenisasi hanya bikin ribet, lebih mudah lewat bank”
📢 Fakta: Bank memang punya sistem lama, tapi sering kali prosesnya panjang, biaya tinggi, dan tidak inklusif.
Plume membuat semua proses lebih transparan, otomatis, dan efisien lewat smart contract. Tidak ada perantara yang memperlambat transaksi.
Bayangkan invoice perusahaan kecil di Bandung bisa langsung dijual ke investor di Singapura dalam hitungan menit—bukan berminggu-minggu.
🔥 Mitos 3: “Blockchain tidak aman untuk aset nyata”
📢 Fakta: Plume punya arsitektur compliance-ready + modular L2.
Artinya:
Semua transaksi tercatat transparan.
Regulasi bawaan bisa diintegrasikan.
Ada lapisan keamanan tambahan untuk melindungi aset.
Apakah risiko nol? Tentu tidak. Tapi justru sistem blockchain meminimalisir risiko manipulasi yang sering terjadi di sistem tertutup tradisional.
🔥 Mitos 4: “RWA hanya hype, tidak ada ekosistemnya”
📢 Fakta: Saat ini lebih dari 200 proyek sudah terkoneksi dengan Plume—mulai dari DeFi, NFT, sampai supply chain finance.
Efek jaringannya sudah mulai terasa: semakin banyak aset → semakin likuid → semakin menarik bagi pengguna & developer.
📌 Menurutmu, apakah ekosistem lebih penting daripada teknologi? Tulis pendapatmu sekarang sebelum lanjut baca 👇
🔥 Mitos 5: “RWA tidak ada dampak sosialnya, hanya buat spekulasi”
📢 Fakta: RWA justru punya dampak sosial besar.
UMKM bisa dapat akses pendanaan global.
Investor retail bisa ikut serta di aset berkualitas.
Transparansi meningkat → korupsi dan penyalahgunaan lebih sulit.
Contoh: seorang petani kakao di Sulawesi bisa menjual kontrak hasil panennya melalui tokenisasi. Investor dari luar negeri bisa membeli sebagian kontrak itu. Hasilnya? Petani dapat modal lebih cepat, investor dapat imbal hasil, dan semuanya tercatat transparan.
🧭 Kesimpulan: Dari Mitos ke Realita
RWA bukan sekadar konsep. Bersama Plume, ia bisa jadi fondasi baru bagi DeFi yang lebih stabil, inklusif, dan nyata manfaatnya.
Kalau kita terus terjebak pada mitos, kita hanya akan kehilangan kesempatan besar.
Kalau kita mau melihat faktanya, ada potensi untuk membangun sistem keuangan global yang lebih adil.
Dari lima mitos di atas, mana yang paling sering kamu dengar?
Dan menurutmu, tantangan terbesar tokenisasi RWA ada di teknologi, regulasi, atau adopsi pengguna?
Bagikan pendapatmu di komentar 👇 biar komunitas bisa belajar bersama.
🔔 Disclaimer: Artikel ini untuk edukasi dan riset, bukan saran investasi.