Poin-poin Utama:
Data historis menunjukkan Bitcoin sering kali naik 16–24% setelah lonjakan harga minyak besar.
BTC saat ini diperdagangkan mendekati $102.800, turun dari level tertinggi minggu lalu di $110.200.
Pemulihan serupa dapat mendorong Bitcoin ke $119.200 pada tanggal 21 Juni, berdasarkan tren masa lalu.
Bitcoin Incar $119K karena Lonjakan Harga Minyak Menciptakan Pola yang Sudah Tidak Asing
Harga Bitcoin dapat mencapai $119.000 jika tren historis setelah kenaikan harga minyak terus berlanjut. Data menunjukkan bahwa Bitcoin telah naik antara 16% dan 24% dalam beberapa hari setelah kenaikan harga minyak yang tajam, meskipun awalnya bereaksi negatif terhadap tekanan geopolitik.

BTC Turun Selama Lonjakan Harga Minyak—Kemudian Naik Lagi dengan Kuat
Selama reli terakhir, minyak mentah WTI melonjak 19%, naik dari $64,80 menjadi $77 per barel antara Rabu dan Jumat. Bitcoin, pada gilirannya, turun dari $110.200 menjadi $102.800, mencerminkan sifatnya yang berisiko selama periode ekonomi makro yang tidak menentu.
Namun, data historis mengungkapkan suatu pola: BTC sering kali melonjak tajam pada hari-hari setelah penurunan yang disebabkan oleh minyak.

Contoh Historis:
Januari 2025: Minyak melonjak ke $80,50; Bitcoin turun ke $89.300, lalu naik 22% ke $109.300 dalam 7 hari.
Oktober 2024: Harga minyak melonjak ke $77,50; BTC turun ke $58.900, lalu pulih 16% ke $68.960.
Agustus 2024: Minyak naik menjadi $80 setelah kerusuhan Libya; BTC turun menjadi $56.150, lalu naik 16% menjadi $65.000.
Target: $119.200 pada 21 Juni?
Jika pola saat ini terulang, penurunan Bitcoin ke $102.800 bisa menjadi awal dari kenaikan baru. Rebound 16% dari level saat ini akan mendorong BTC ke $119.200 pada 21 Juni, mencerminkan reli sebelumnya yang didorong oleh minyak.
Meskipun tidak ada tren yang dijamin, kenaikan harga minyak—sekarang mencapai titik tertinggi dalam lima bulan—menunjukkan peluang beli-saat-turun jangka pendek lainnya bagi para pedagang BTC, menurut Cointelegraph.