Menurut BlockBeats, ketegangan antara Elon Musk dan Presiden AS Donald Trump telah meningkat, yang mengakibatkan pertikaian publik di media sosial. Musk mengklaim bahwa Trump tidak akan menjadi presiden tanpa dukungannya, sementara Trump membalas bahwa Musk telah "gila."

Konflik tersebut muncul setelah Musk secara terbuka menentang "Big and Beautiful Act" pemerintahan Trump, dengan alasan bahwa undang-undang tersebut akan meningkatkan defisit fiskal dan mengurangi kredit pajak kendaraan listrik, yang berdampak buruk pada Tesla. Ketika ketidaksetujuan mereka diketahui publik, saham Tesla anjlok secara signifikan, dengan investor menjual saham karena kekhawatiran tentang masa depan perusahaan.

Pada tanggal 5 Juni, harga saham Tesla anjlok lebih dari 17% selama perdagangan dan ditutup turun lebih dari 14%, sehingga nilai pasarnya anjlok lebih dari $150 miliar. Situasi ini menarik perhatian pengguna BiyaPay, yang segera merespons dengan mengonversi USDT ke USD di platform untuk melakukan short selling saham Tesla, memanfaatkan penurunan harga untuk membuat keputusan yang menguntungkan di pasar yang bergejolak.

BiyaPay memungkinkan pengguna untuk dengan mudah mengonversi USDT ke USD dan memperdagangkan saham AS, termasuk memperpendek saham populer seperti Tesla, tanpa memerlukan akun luar negeri. Penurunan signifikan pada harga saham Tesla memberikan peluang ideal bagi banyak pengguna BiyaPay untuk memperoleh laba yang substansial.

Insiden ini menyoroti bagaimana layanan perdagangan yang nyaman dan dukungan likuiditas BiyaPay dapat membantu pengguna mendapatkan keuntungan dari perubahan pasar yang cepat yang dipengaruhi oleh volatilitas politik dan pasar. Karena semakin banyak investor terlibat dalam perdagangan saham AS melalui BiyaPay, platform ini menawarkan berbagai pilihan investasi yang beragam dan fleksibel bagi pengguna global.